Sandinista, Kelompok di Balik Revolusi Nikaragua



(Sumber)

Pernah dengar skandal Iran-Contra? Itu adalah nama dari skandal yang sempat menghebohkan dunia internasional pada dekade 80-an & turut melibatkan presiden AS saat itu, Ronald Reagan. Dalam skandal tersebut, AS yang sedang bermusuhan dengan Iran pasca Revolusi Islam secara diam-diam ternyata menjual senjata ke Iran & memakai uang hasil penjualannya untuk melatih serta mendanai kelompok pemberontak Contra di Nikaragua, sebuah negara di Amerika Tengah.

Oke, itu tadi sedikit soal skandal Iran-Contra, tapi kali ini pihak Republik bukan ingin membahas soal skandal tersebut. Artikel kali ini bakal mengupas soal Sandinista, kelompok berhaluan sayap kiri dari Nikaragua sekaligus musuh dari kelompok Contra yang didukung oleh AS lewat skandal tadi. Konflik antara Sandinista & Contra berlangsung selama belasan tahun hingga awal dekade 90-an yang juga merupakan akhir dari era Perang Dingin. Sekarang, Sandinista adalah salah satu partai politik terbesar & terpenting dalam panggung politik Nikaragua.



LATAR BELAKANG & PEMBENTUKAN

Sejak tahun 1933, Nikaragua diperintah oleh keluarga diktator Somoza yang disokong oleh AS. Sikap tangan besinya dalam memerintah & tingginya angka kemiskinan serta kesenjangan sosial di seantero Nikaragua lantas membuat sebagian rakyat Nikaragua berinisiatif untuk memberontak. Adalah Roman Raudales & para pengikutnya yang memulai aktivitas pemberontakan di Nikaragua utara sejak tahun 1958. Namun, aktivitas pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh militer Nikaragua dalam waktu relatif singkat.

Peta dari Nikaragua. (Sumber)

Walaupun aktivitas pemberontakan yang dilakukan oleh Raudales tidak bertahan lama, namun aktivitas pemberontakannya berhasil menginspirasi kelompok-kelompok lain di Nikaragua yang tidak menyukai rezim Somoza untuk melakukan hal yang sama. Adalah sekelompok orang yang umumnya merupakan mahasiswa penganut sayap kiri yang kemudian berinisiatif membentuk kelompok pemberontak baru bernama Frente de Liberacion Nacional (FLN; Front Pembebasan Nasional) pada tahun 1961.

2 tahun sesudah pembentukan FLN, nama FLN dimodifikasi menjadi Frente Sandinista de Liberacion Nacional (FSLN; Front Pembebasan Nasional Sandinista) atau biasa dikenal dengan nama singkat Sandinista. Nama "Sandinista" pada kelompok tersebut berasal dari nama Augusto Cesar Sandino, seorang jenderal Nikaragua yang aktif melakukan pemberontakan melawan pendudukan AS pada permulaan abad ke-20, namun akhirnya tewas pada tahun 1934 setelah dikhianati oleh Presiden Somoza.



AKTIVITAS SANDINISTA

Lahir sebagai Penentang Kediktatoran Somoza

Di tahun-tahun awal pembentukannya, Sandinista hanya beranggotakan sekitar belasan orang. Dalam aktivitas pemberontakannya, Sandinista akan menyusupkan anggotanya ke kawasan pedesaan untuk mencari dukungan & bank serta kampus untuk mendapatkan bantuan finansial. Rezim Somoza lantas merespon aktivitas pemberontakan Sandinista dengan menangkap & menyiksa mereka yang diduga sebagai anggota Sandinista. Kendati demikian, Sandinista nyatanya masih bisa bertahan & terus melakukan aktivitasnya secara sembunyi-sembunyi.

Tahun 1972, Nikaragua diguncang oleh gempa dahsyat yang merenggut nyawa puluhan ribu orang. Bantuan dari luar negeri pun mulai mengalir ke Nikaragua, namun bukannya memakai dana bantuan tersebut untuk membantu para korban gempa yang membutuhkan, Presiden Anastasio Somoza Debayle justru memakai dana bantuan tersebut untuk memperkaya keluarganya sendiri. Sikap rezim Somoza yang memakai dana bantuan gempa untuk kepentingannya sendiri tidak pelak mengundang kemarahan dari rakyat Nikaragua.

Suasana ibukota Managua pasca gempa di tahun 1972. (Sumber)

Semakin banyaknya rakyat Nikaragua yang membenci Somoza lantas dimanfaatkan oleh Sandinista untuk menarik simpati & merekrut para penduduk miskin setempat, khususnya mereka yang tidak punya apa-apa lagi seusai gempa. Sebagai akibatnya, sejak awal dekade 1970-an Sandinista mengalami perkembangan pesat dari segi jumlah personil & dukungan. Merasa semakin percaya diri dengan tambahan kekuatannya, Sandinista pun mulai meningkatkan intensitas aktivitas pemberontakan bersenjatanya.

Bulan Desember 1974, Sandinista menduduki rumah seorang mantan menteri Nikaragua & menahan beberapa orang di dalamnya. Aktivitas penahahan sandera tersebut berakhir setelah Somoza setuju untuk memberikan uang tebusan & membiarkan para anggota Sandinista beserta para sanderanya untuk terbang ke Kuba. Tak lama kemudian, Somoza menginstruksikan militer Nikaragua untuk membasmi para anggota Sandinista yang masih ada di Nikaragua. Para tentara Nikaragua lantas merepson instruksi tersebut dengan melakukan pembunuhan & penyiksaan terhadap ratusan warga desa.


Pertumbuhan yang Diikuti Perpecahan

Aksi-aksi pembantaian yang dilakukan oleh militer Nikaragua lantas membuat pihak Gereja Katolik Nikaragua menghentikan dukungannya pada rezim Somoza & mulai mengalihkan dukungannya pada Sandinista. Di tempat lain, terjadi kudeta di Chili yang berhasil menempatkan jenderal fasis pro-AS Augusto Pinochet sebagai presiden baru Chili. Pasca peristiwa kudeta tersebut, ratusan orang simpatisan sayap kiri Chili melarikan diri keluar negeri & bergabung dengan Sandinista.

Logo Sandinista. (Sumber)

Menyusul semakin banyaknya pihak-pihak yang bergabung dengan Sandinista, kelompok tersebut mulai dilanda perpecahan internal akibat perbedaan pandangan. Kelompok pecahan pertama bernama "Proletaries" (Proletarian) yang terbentuk pada tahun 1975. Tak lama kemudian, muncul lagi kelompok pecahan baru bernama "Terceristas" (Jalan Ketiga) pimpinan Daniel Ortega yang cenderung lebih pragmatis ketimbang Sandinista karena mau bekerja sama dengan kelompok-kelompok non-sayap kiri. 2 tahun kemudian alias pada tahun 1977, muncul lagi kelompok pecahan baru bernama "Los Doce" (Dua Belas) yang para pendirinya berasal dari golongan menengah ke atas.

Bulan Januari 1978, Pedro Joaquin Chamorro yang berprofesi sebagai editor majalah oposisi populer tewas dibunuh di mana bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa keluarga Somoza & militer Nikaragua berada di balik pembunuhan tersebut. Tak lama usai tewasnya Chamorro, kerusuhan & pemogokan massal langsung pecah di kota-kota Nikaragua. Walaupun sudah tidak didukung oleh rakyatnya sendiri, Somoza masih enggan mundur dari jabatannya sebagai presiden. Sikap Somoza tersebut lantas direspon AS dengan menghentikan semua bantuan finansialnya kepada Nikaragua.

Bulan Februari 1979, Sandinista mendirikan organisasi koalisi bernama Frente Patriotico Nacional (FPN; Front Patriotik Nasional) yang anggotanya terdiri dari para simpatisan Sandinista & orang-orang anti-Somoza di luar Sandinista. Sebulan kemudian, FPN yang mendapat bantuan persenjataan dari Venezuela, Kuba, & Panama memulai aktivitas pemberontakan besar-besaran di seantero Nikaragua. Pertempuran berjalan sengit, namun FPN yang didukung hampir seluruh rakyat Nikaragua akhirnya berhasil mengungguli militer Nikaragua & menduduki ibukota Managua pada bulan Juli 1979. Peristiwa jatuhnya Managua ke tangan FPN lantas dikenal dengan sebutan "Revolusi Nikaragua".


Milisi Sandinista yang sedang menyeberangi sungai. (Sumber)


Naik sebagai Penguasa Baru Nikaragua

Tak lama usai tumbangnya rezim Somoza, Sandinista & para sekutunya menjadi penguasa baru negara tersebut. Sebagai langkah awal, rezim Sandinista membentuk badan pemerintahan bernama Junta Rekonstruksi Nasional, badan parlemen bernama Dewan Negara, & organisasi-organisasi massa. Di luar sektor politik, Sandinista juga melaksanakan program pendidikan yang ambisius. Ratusan ribu guru sukarela diterjunkan untuk mengajar orang-orang buta huruf. Hasilnya, hanya dalam waktu 5 bulan Nikaragua berhasil memangkas angka buta huruf dari yang semula 50 % menjadi tinggal 13 %.

Tantangan terbesar rezim Sandinista ada pada sektor ekonomi karena rezim Somoza selaku rezim pendahulu mereka mewariskan hutang luar negeri sebesar 1,6 milyar dollar AS, ratusan ribu rakyat Nikaragua tanpa tempat tinggal, & infrastruktur ekonomi yang rusak parah. Untuk membantu memulihkan perekonomian, rezim Sandinista mulai menjalankan aneka kebijakan berbau sayap kiri seperti nasionalisasi aset-aset milik keluarga Somoza, reformasi lahan, & standarisasi harga kebutuhan pokok. Rezim Sandinista juga mendapatkan aliran bantuan finansial dari luar negeri & meminta perpanjangan waktu untuk melunasi hutang-hutang luar negerinya.

Sepintas, kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh rezim Sandinista di awal-awal masa pemerintahannya terlihat menjanjikan. Namun masalah baru timbul ketika sejak tahun 1980, badan pemerintahan Nikaragua mulai dilanda perpecahan menyusul beredarnya isu bahwa Sandinista berencana mengubah Nikaragua menjadi negara komunis murni seperti Kuba & Uni Soviet. Sebagai akibatnya, pihak-pihak yang menentang rencana tersebut pun mulai membentuk kelompok-kelompok bersenjata dengan harapan bisa menumbangkan rezim Sandinista lewat jalur perjuangan bersenjata.

Anggota Contra yang sedang berpatroli. (Sumber)

Situasi semakin runyam bagi Sandinista setelah AS mulai melatih & mendanai kelompok-kelompok pemberontak anti-Sandinista tersebut secara diam-diam. Kelak, kelompok-kelompok pemberontak tersebut dikenal dengan nama "Contra" (jamak : Contras). Secara garis besar, Contra terdiri dari 3 kelompok utama : kelompok pendukung mantan Presiden Somoza, kelompok bekas sekutu Sandinista yang berbalik memusuhi Sandinista, & kelompok netral yang tidak menyukai kebijakan-kebijakan Sandinista yang berbau komunisme. Hal yang menarik adalah walaupun kelompok-kelompok tersebut sama-sama memusuhi Sandinista, mereka juga kerap terlibat konflik satu sama lain.


Konflik & Krisis Ekonomi yang Melemahkan Sandinista

Menyusul situasi keamanan yang memburuk akibat pemberontakan Contra, pada bulan Maret 1982 Sandinista menetapkan status darurat nasional. Sejak status darurat nasional diberlakukan, kebebasan-kebebasan individu rakyat Nikaragua dibatasi & kontrol atas media diperketat. Tahun 1984 atas tekanan dunia internasional, Nikaragua menggelar pemilu yang dimenangkan oleh Sandinista. Pasca pemilu, Daniel Ortega dilantik sebagai presiden baru Nikaragua. AS menolak mengakui hasil pemilu tersebut & setahun sesudah pemilu Nikaragua, AS menjalankan embargo ekonomi total pada Nikaragua.

Waktu terus berjalan. Rezim Sandinista akhirnya mulai goyah walaupun mereka masih sanggup bertahan sebagai penguasa Nikaragua. Kombinasi dari embargo ekonomi AS, tersedotnya anggaran nasional untuk memerangi Contra, & bencana alam Topan Joan membuat Nikaragua dilanda inflasi ekonomi parah yang mencapai 14.000 % pada tahun 1988! Sebagai akibatnya, kemiskinan yang melanda Nikaragua sejak rezim Somoza tetap membludak & popularitas rezim Sandinista mulai memudar.

Daniel Ortega. (Sumber)

Memudarnya pamor rezim Sandinista tidak disia-siakan oleh rival-rival Sandinista. Berkat suntikan dana mencapai jutaan dollar dari AS & bantuan dari para personil Contra untuk menyebarkan pamflet-pamflet kampanye, partai Union Nacional Oppositora (UNO; Persatuan Oposisi Nasional) berhasil memenangkan pemilu tahun 1990 & secara efektif mengakhiri kekuasaan Sandinista atas Nikaragua. Kemenangan UNO juga diikuti dengan berakhirnya konflik bersenjata antara Sandinista dengan Contra yang ditandai dengan pembubaran Contra.



SANDINISTA SEJAK TAHUN 1990

Pasca pemilu yang dimenangkan oleh UMO, Violetta Chamorro dilantik sebagai presiden baru Nikaragua menggantikan Daniel Ortega & menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai pemimpin di negara-negara Amerika. Sandinista sendiri masih tetap bertahan sebagai salah satu partai politik terbesar dalam panggung politik Nikaragua. Para petinggi Sandinista juga masih memegang institusi-institusi penting negara tersebut & bertekad kembali berkuasa dengan memanfaatkan institusi-institusi tersebut untuk mencari dukungan.

Tahun 1995, Sandinista dilanda perpecahan internal menyusul rasa tidak suka dari sejumlah anggota Sandinista terhadap Daniel Ortega yang dianggap terlalu dominan dalam kebijakan-kebijakan organisasi tersebut. Sebagai akibatnya, di tahun yang sama Sergio Ramirez mengundurkan diri dari Sandinista & membentuk partai politik baru bernama Movimiento de Renovacion Sandinista (MRS; Gerakan Renovasi Sandinista). Dibandingkan dengan Sandinista, MRS memilik haluan politik yang cenderung lebih moderat.

Massa pendukung Sandinista. (Sumber)

Niat Sandinista untuk kembali menjadi penguasa Nikaragua akhirnya terwujud setelah pemimpinnya, Daniel Ortega, terpilih sebagai presiden baru Nikaragua pada tahun 2006. Tak lama usai terpilih, Ortega mencangkan proyek "Zero Hunger" dengan tujuan memberantas kelaparan di seantero Nikaragua. Nikaragua juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif pada periode yang sama, namun angka kesenjangan sosial negara tersebut masih tetap tinggi. Pada akhirnya, hanya waktu yang akan membuktikan seberapa jauhkah Ortega & Sandinista bisa membawa Nikaragua ke arah yang lebih baik.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Frente Sandinista de Liberacion Nacional
Tahun aktif : 1963 - sekarang
Area operasi : Nikaragua
Ideologi : sosialisme



REFERENSI

U.S. Library of Congress - The Rise of FSLN
U.S. Library of Congress - The Sandinista Years, 1979-90
U.S. Library of Congress - The UNO Electoral Victory
Wikipedia - Contras
Wikipedia - Nicaragua
Wikipedia - Nicaraguan Revolution
Wikipedia - Sandinista National Liberation Front

 




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. maaf saya menyanggah
    tulisannya terlalu kecil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut anda tulisannya terlalu kecil & sulit dibaca, anda bisa membuatnya terlihat lebih besar dengan cara menekan tombol "Ctrl" serta "+" (tanda tambah) di keyboard anda.

      Semoga bisa membantu.

      Hapus
  2. terima kasih banyak atas informasinya. saya merasa sangat terbantu. semoga kedepan nya semakin giat 'hinggap' ke pengetahuan yang lebih luas lagi.
    sekali lagi, terima kasih banyak atas kerja keras dan perjuangan dalam menyebarkan pengetahuan.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.