Katipunan, Kelompok Rahasia Pengobar Revolusi Filipina



Lukisan mengenai Pertempuran Tres de Abril antara pasukan
Spanyol melawan Katipunan (baju putih). (Sumber)

Seperti yang para pengunjung tahu, dulu pihak Republik sempat membuat artikel mengenai Perang Spanyol-Amerika. Setelah pihak Republik membuat artikel tersebut, muncul permintaan agar pihak Republik mengulas juga soal tokoh-tokoh Katipunan & Perang Filipina-Amerika. Supaya kedua permintaan tersebut bisa dipenuhi secara serempak, maka dalam kesempatan kali ini pihak Republik akan mengulas soal Katipunan & keterlibatannya dalam konflik melawan Spanyol serta Amerika Serikat (AS).

Katipunan adalah nama dari kelompok yang bercita-cita memerdekakan Filipina lewat jalur pemberontakan. Awalnya dibentuk pada tahun 1892 untuk membebaskan Filipina dari cengkeraman Spanyol, kelompok tersebut akhirnya lenyap di tahun 1900-an usai kekalahannya dalam perang melawan AS selaku penguasa baru Filipina. Dalam bahasa Tagalog, "katipunan" berarti "perkumpulan". Kelompok ini sendiri memiliki nama lengkap "Kataas-taasan, Kagalang-galangang Katipunan ng mga Anak ng Bayan" (Perkumpulan Anak-Anak Bangsa yang Paling Tinggi & Terhormat). Nama panjang yang membuat kelompok tersebut kadang juga dikenal dengan nama singkat "KKK".



LATAR BELAKANG & PEMBENTUKAN

Sejak abad ke-16, Kepulauan Filipina berada di bawah kekuasaan Spanyol. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah koloni Spanyol yang lain semisal yang berada di Amerika Latin, Filipina bukanlah koloni yang menguntungkan dari segi ekonomis akibat minimnya sumber daya alam yang berharga mahal seperti emas & rempah-rempah. Supaya Filipina bisa tetap membawa manfaat bagi Spanyol, otoritas Spanyol lalu menjadikan Filipina sebagai tempat bagi para pedagang Cina & Meksiko (saat itu Meksiko masih berstatus sebagai koloni Spanyol) untuk saling berinteraksi & saling menawarkan komoditas dagangnya.

Walaupun pemerintah Spanyol kurang antusias dengan Filipina, tidak demikian halnya dengan para biarawan Katolik Spanyol yang melihat Filipina sebagai lahan baru untuk menyebarkan agama. Maka, tidak lama setelah Spanyol berhasil menjadikan Filipina sebagai daerah koloninya, para biarawan tersebut lalu berduyun-duyun pergi ke Filipina. Mereka mendirikan gereja, sekolah, & rumah sakit di seantero Filipina. Para biarawan tersebut juga menyewakan lahan subur miliknya kepada para petani lokal & menarik pajak dari mereka, sehingga golongan biawaran Spanyol pun dalam perkembangannya menjadi salah satu golongan terkaya di koloni Filipina.

Peta Filipina. (Sumber)

Tahun 1821, Meksiko memerdekakan diri dari Spanyol sehingga aktivitas para pedagang Spanyol yang memakai wilayah Meksiko & Filipina sebagai daerah operasinya pun terhenti. Supaya Filipina bisa tetap menopang dirinya sendiri, pemerintah Spanyol lalu memberikan izin kepada para pedagang Amerika & Eropa selain Spanyol agar bisa ikut melakukan aktivitas komersial di Filipina. Pemerintah Spanyol juga mulai serius memodernisasi infrastruktur-infrastruktur di Filipina. Kombinasi dari kedua hal tadi lantas berujung pada meningkatnya kualitas hidup rakyat Filipina & terbukanya akses penduduk Filipina terhadap kultur serta literatur-literatur luar.

Terbukanya akses rakyat Filipina terhadap pemikiran-pemikiran asing - utamanya yang mengusung ide nasionalisme & kesetaraaan hak manusia - membawa dampak lain. Mereka kini memiliki ambisi untuk mengubah tatanan sosial politik di Filipina supaya penduduk asli Filipina bisa mendapat keleluasaan lebih untuk mengelola tanah airnya sendiri, mengingat pada saat itu yang menguasai pemerintahan Filipina adalah orang-orang Spanyol. Selain institusi pemerintahan, institusi gereja juga turut menjadi sasaran kritik karena para biarawan Spanyol cenderung mempersulit keinginan orang-orang berdarah Filipina untuk menjadi pastor.

Salah satu tokoh yang menjadi penggerak ide nasionalisme Filipina adalah Jose Rizal, seorang mestizo (darah campuran) yang berasal dari keluarga kaya & pernah mengenyam bangku pendidikan tinggi Spanyol. Sebagai bentuk protes tidak langsungnya terhadap otoritas Spanyol yang menganggap penduduk pribumi & mestizo Filipina sebagai golongan inferior, Rizal menulis 2 novel populer yang berjudul "Noli Me Tangere" (Jangan Sentuh Aku) & "El Filibusterismo" (Tahta Orang-Orang Rakus).

Sukses menarik perhatian orang-orang Filipina yang tertarik akan pemikirannya, Rizal lalu mendirikan organisasi bernama "Liga Filipina" (LF) pada bulan Juli 1892 untuk memperjuangkan perbaikan hak-hak penduduk pribumi & mestizo Filipina lewat jalur damai. Upaya Rizal sayangnya tidak bisa dilanjutkan lebih jauh setelah pemerintah Spanyol menangkap Rizal & mengasingkannya ke kota Dapitan, Pulau Mindanao, Filipina selatan.

Alih-alih sukses meredam perlawanan terhadap otoritas Spanyol, para pengikut Rizal justru merasa kalau ditahannya Rizal menunjukkan kalau reformasi sosial politik di Filipina hanya bisa dilakukan lewat jalur kekerasan. Maka, di malam yang sama dengan diasingkannya Rizal, para anggota LF lalu mendirikan kelompok rahasia bernama "Katipunan" dengan tujuan mengupayakan kemerdekaan Filipina lewat metode perjuangan bersenjata.


(Atas-bawah) Bendera pertama Katipunan &
bendera Katipunan sejak tahun 1897. (Sumber)


AKTIVITAS KATIPUNAN

Katipunan versus Spanyol (1892 - 1898)

Anggota Katipunan awalnya hanya terbatas pada orang-orang yang tinggal di ibukota Manila. Namun seiring berjalannya waktu, melalui sistem perekrutan yang sangat terselubung & hati-hati, keanggotaan Katipunan akhirnya merambah hingga ke seantero Filipina di mana mayoritas anggotanya berasal dari golongan menengah ke bawah. Di tahun 1896, jumlah total anggota Katipunan dilaporkan sudah mencapai 30.000 personil. Di tahun 1896 pula Katipunan menerbitkan surat kabar pertamanya yang berjudul "Kalayaan" (Kebebasan) sebagai media propaganda. Sementara untuk soal kepemimpinan, sejak tahun 1895 Katipunan dipimpin oleh Andres Bonifacio.

Bulan Agustus 1896, pemerintah Spanyol akhirnya berhasil mengetahui keberadaan Katipunan setelah salah seorang anggota Katipunan yang bernama Teodoro Patino membocorkan aktivitas Katipunan kepada anggota biarawan Spanyol. Terkesiap, pemerintah Spanyol lalu melakukan razia & penangkapan besar-besaran kepada para anggota Katipunan. Sadar kalau Katipunan tidak akan bertahan lebih lama lagi kalau tidak melakukan tindakan balasan, Bonifacio lalu memerintahkan para anggotanya untuk memulai perang terbuka kepada otoritas Spanyol. Perintah tersebut sekaligus menandai dimulainya perang antara Katipunan melawan Spanyol yang juga dikenal dengan istilah "Revolusi Filipina".

Karena pasukan Spanyol memiliki keunggulan dalam hal persenjataan & pengalaman tempur, pasukan Spanyol berhasil mengalahkan Katipunan dalam pertempuran-pertempuran di sekitar ibukota Manila. Akibat terus menerus mengalami kekalahan, Katipunan terpaksa memindahkan markas pusatnya berkali-kali. Rentetan kegagalan Katipunan pada gilirannya juga berdampak pada menggerusnya kharisma Bonifacio & munculnya keretakan di dalam tubuh Katipunan. Di Cavite, Luzon tengah contohnya, faksi Katipunan yang ada di sana mulai berani menentang kepemimpinan Bonifacio pasca keberhasilan mereka mengalahkan pasukan Spanyol dalam Pertempuran Binakayan-Dalahican di bulan November 1896.

Andres Bonifacio. (Sumber)

Bulan Maret 1897, via rapat yang digelar di Tejeros, Emilio Aguinaldo terpilih sebagai pemimpin baru Katipunan. Alih-alih berlapang dada & menerima hasil rapat, Bonifacio & para pengikutnya memilih untuk menyingkir ke Naic & merancang siasat untuk menggulingkan Aguinaldo secara paksa. Namun Aguinaldo berhasil mengendus rencana Bonifacio & menangkapnya lebih dulu. Usai ditangkap, Bonifacio lalu ditembak mati pada tanggal 10 Mei 1897. Dengan tewasnya Bonifacio, Aguinaldo pun kini menjadi pemimpin tunggal Katipunan yang tak terbantahkan. Namun akibat tewasnya Bonifacio pula, banyak milisi Katipunan yang merasa kecewa & kemudian keluar dari Katipunan.

Konflik internal dalam tubuh Katipunan berhasil dimanfaatkan oleh Spanyol untuk memperkuat diri. Sejak bulan Maret 1897, pasukan yang didatangkan dari Spanyol mengalir masuk ke Filipina untuk mengalahkan Katipunan. Hasilnya manis. Satu demi satu kota yang awalnya dikuasai oleh Katipunan berhasil direbut kembali oleh pasukan Spanyol.

Merasa terdesak, Aguinaldo bersedia menerima tawaran gubernur koloni Filipina untuk melakukan perundingan damai. Hasilnya, pada bulan Desember 1897, Aguinaldo setuju untuk berhenti melanjutkan pemberontakan & meninggalkan Filipina. Sebagai gantinya, pemerintah Spanyol memberikan hadiah uang kepada Aguinaldo supaya dia bisa memulai kehidupan baru di luar Filipina.

Aguinaldo ternyata tidak benar-benar melupakan Katipunan & ide Filipina merdeka. Selama berada di luar Filipina, ia memakai uang pemberian Spanyol untuk membeli persenjataan. Ketika sedang menetap di Singapura, Aguinaldo mulai menjalin kontak dengan komandan angkatan laut AS karena AS saat itu sedang terlibat ketegangan dengan Spanyol & Aguinaldo merasa kalau AS bisa membantu perjuangan Katipunan.

Emilio Aguinaldo. (Sumber)

Ketegangan antara AS dengan Spanyol akhirnya pecah menjadi Perang Spanyol-Amerika yang secara resmi dimulai pada bulan Maret 1898. Dua bulan kemudian, Aguinaldo kembali ke Filipina sambil membawa stok persenjataan untuk membantu sisa-sisa anggota Katipunan melanjutkan pemberontakannya. Tanggal 14 Agustus 1898, pasukan AS akhirnya berhasil merebut Manila, sekaligus mengakhiri Perang Spanyol-Amerika.

Hilangnya kekuasaan Spanyol atas Filipina lalu dimanfaatkan oleh Katipunan untuk mendeklarasikan berdirinya Republik Filipina pada bulan September 1898 & melantik Aguinaldo sebagai presiden Republik Filipina 4 bulan sesudahnya. Namun mereka tidak tahu kalau tujuan AS mengalahkan Spanyol bukan untuk membantu mewujudkan kemerdekaan Filipina, melainkan untuk menjadikan Filipina sebagai wilayah kekuasaan AS. Ketika mereka akhirnya tahu mengenai niat asli AS di Filipina, hubungan antara Katipunan dengan AS langsung berubah 180 derajat menjadi permusuhan.


Katipunan versus Amerika Serikat (1899 - 1902)

Tanggal 4 Februari 1899, terjadi baku tembak antara pasukan AS yang sedang menguasai Manila dengan pasukan Republik Filipina sehingga pecahlah Perang Filipina-Amerika. Karena pasukan AS memiliki stok persenjataan modern yang lebih unggul, mereka berhasil menghalau pasukan Katipunan / Republik Filipina di sekitar Manila. Sukses menjaga kekuasaan Manila, pasukan AS lalu melanjutkan pergerakannya ke sebelah utara Manila. Ke wilayah yang diduga menjadi markas Aguinaldo & pemerintahan sementara Republik Filipina.

Sadar kalau AS tidak bisa dikalahkan dengan taktik perang konvensional, pada bulan November 1899 Aguinaldo memerintahkan para pengikutnya untuk melanjutkan perang dengan taktik gerilya. Untuk mengatasi masalah kurangnya stok senjata api, para prajurit Republik Filipina lantas dibekali dengan senjata-senjata tradisional seperti parang, tombak, & panah. Taktik tersebut berjalan sukses mengingat walaupun inferior dalam hal persenjataan, pasukan Republik Filipina lebih unggul dalam hal pemahaman medan konflik. Pada 4 bulan pertama sejak Aguinaldo mengumumkan fase gerilya, jumlah tentara AS yang meninggal mencapai hampir 500 jiwa.

Pasukan Katipunan. (Sumber)

AS sadar kalau Republik Filipina menjadikan penduduk di kawasan pedesaan sebagai sumber logistik & tempat persembunyian. Maka, AS pun langsung menempuh metode yang terkesan brutal untuk mengisolasi pasukan Republik. Penduduk Filipina didata & direlokasi paksa ke kamp-kamp yang dijaga oleh para tentara. Desa-desa yang diduga menjadi basis simpatisan Republik dibakar & para penduduknya dibantai. Sementara mereka yang tinggal di kamp-kamp buatan AS banyak yang jatuh sakit & meninggal akibat buruknya kondisi kebersihan di dalam kamp. AS juga merekrut sejumlah warga lokal untuk dijadikan mata-mata.

Bulan Maret 1901, pasukan AS akhirnya berhasil menangkap Aguinaldo di Isabela setelah mereka berpura-pura menjadi sandera yang hendak diserahkan ke hadapan Aguinaldo. Sebulan kemudian, atas tekanan dari AS, Aguinaldo menyatakan kalau dia mengakui AS sebagai penguasa berdaulat Filipina & tidak akan melanjutkan pemberontakan lagi. Walaupun Aguinaldo sudah ditangkap, sisa-sisa anggota Republik masih enggan menyerah & memilih untuk tetap melanjutkan perlawanan. Untuk menggantikan posisi Aguinaldo, Miguel Malvar naik menjadi presiden Republik Filipina yang baru. Perang antara AS melawan Republik Filipina pun terus berlanjut.

Waktu berlalu, jumlah prajurit Republik semakin lama semakin sedikit karena menyerah atau tewas di medan perang. Merasa tidak sanggup lagi kalau harus tetap bertempur sambil menghindari kejaran pasukan AS, Malvar menyerahkan diri pada tanggal 13 April 1902. 3 bulan kemudian, sebagai respon atas membaiknya kondisi keamanan di Filipina, AS mencabut status darurat militer Filipina & mengumumkan pendirian badan pemerintahan sipil sementara. Walaupun masih ada sisa-sisa prajurit Republik Filipina yang tetap melanjutkan perlawanan secara sporadis, mereka dianggap tidak cukup kuat untuk kembali melakukan pemberontakan berskala besar & perlawanan mereka pun secara berangsur-angsur menghilang.


Pasukan AS di Filipina. (Sumber)


STRUKTUR ORGANISASI

Katipunan memiliki struktur & ritual organisasi yang terinspirasi dari struktur organisasi rahasia Freemasonry. Setiap anggota Katipunan merekrut beberapa anggota baru di mana anggota yang baru direkrut hanya mengenal sang perekrut & orang-orang yang direkrut oleh perekrut yang sama. Lalu sesudah itu, anggota tersebut kembali melakukan perekrutan anggota-anggota baru di mana keberadaan orang-orang yang direkrutnya dirahasiakan dari anggota lama Katipunan. Dengan cara ini, Katipunan bisa terus menambah anggota baru & menjaga kerahasiaannya karena jika 1 orang ditangkap, anggota Katipunan yang ada di luar sel / lingkaran perekrutan dari orang yang ditangkap akan tetap aman.

Ketika melakukan perekrutan, calon anggota baru Katipunan akan dibawa ke sebuah ruangan berisi poster-poster bertema nasionalisme Filipina. Ia lalu diberondong pertanyaan mengenai bagaimana kondisi Filipina di bawah kekuasaan Spanyol. Jika sang calon anggota dianggap benar-benar berkomitmen atas ide Filipina merdeka, ia lalu dibawa ke ruangan lain dalam kondisi mata tertutup untuk menjalani tes berikutnya di mana sang calon anggota diminta melakukan sesuatu yang biasanya tidak berani dilakukan oleh orang awam (misalnya menembakkan benda yang dikesankan sebagai pistol ke orang lain). Jika ia sudah berhasil melalui tes tersebut, barulah ia diterima sebagai anggota baru Katipunan & diminta menuliskan sumpah kesetiaan dengan memakai darahnya sendiri.

Ada 3 tingkatan dalam keanggotaan Katipunan. Berturut-turut dari yang terendah hingga yang tertinggi adalah katipon (rekan), kawal (tentara), & bayani (pahlawan). Katipon bisa naik pangkat menjadi kawal jika ia sukses membawa beberapa anggota baru, sementara kawal bisa naik pangkat menjadi bayani jika orang-orang dalam selnya sepakat untuk mengangkatnya. Ketika melakukan pertemuan, para anggota Katipunan akan memakai kostum yang disesuaikan dengan tingkatannya. Katipon memakai penutup kepala hitam dengan simbol segitiga putih. Kawal memakai penutup kepala hijau dengan simbol segitiga putih & liontin berbentuk segitiga. Bayani memakai topeng merah bersimbol segitiga putih & selempang berwarna merah dengan tepian hijau.

Diagram sistem perekrutan anggota Katipunan. (Sumber)

Sebagai kelompok rahasia, sudah barang tentu Katipunan memiliki kode sandi & bahasa rahasianya sendiri. Ketika hendak memasuki bangunan tempat dilangsungkannya pertemuan rahasia, anggota Katipunan akan mengucapkan kata sandi sesuai dengan tingkatannya masing-masing ("anak ng bayan" untuk katipon, "gomburza" untuk kawal, & "rizal" untuk bayani). Sementara ketika sedang berpapasan di tempat umum, anggota Katipunan akan menyapa 1 sama lain dengan cara menaruh telapak tangannya di dada & kemudian melipat jari telunjuk serta jempolnya. Untuk keperluan surat-menyurat, Katipunan menggunakan bahasa Tagalog yang alfabet & cara membacanya sudah dimodifikasi agar isi suratnya tidak bisa dipahami orang awam.

Seiring dengan semakin banyaknya jumlah anggota Katipunan, sel-sel yang kebetulan menempati kota yang sama akan membentuk lembaga bernama Sangguniang Balangay (Dewan Populer). Sesudah itu, Sangguniang-Sangguniang Balangay yang berada di provinsi yang sama akan membentuk Sangguaniang Bayan (Dewan Provinsi). Sangguniang-Sangguniang Balangay ini lantas menginduk kepada lembaga bernama Kataastaasang Sanggunian (KS; Badan Tetinggi) di mana komposisi KS terdiri dari presiden selaku pemimpin tertinggi Katipunan, sekretaris, bendahara, petugas fiskal, & 6 anggota dewan tambahan.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Kataas-taasan, Kagalang-galangang Katipunan ng mga Anak ng Bayan
Tahun aktif : 1892 - 1902 (sebagai Republik Filipina sejak tahun 1898)
Area operasi : Filipina
Ideologi : nasionalisme Filipina



REFERENSI

GlobalSecurity.org - Jose Rizal and the Propaganda Movement
GlobalSecurity.org - Spanish Colonial Developments
GlobalSecurity.org - The Friarocracy
GlobalSecurity.org - Trade with Europe and America
Library of Congress - The World of 1898 - Introduction
NCCA - The Katipunan Revolution
Philippine History - The Katipunan Finally Starts a Revolution
Presidential Museum and Library - The Founding of the Katipunan
Wikipedia - Katipunan
Wikipedia - Philippine-American War
Wikipedia - Philippine Revolution







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. Wah, terima kasih Suhu Tawon.

    Btw, novel karya Jose Rizal susah nyarinya, emang sih diterjemahin ke Indonesia udah lama (Noli Me Tengere tahun 1975 dan El Filibusterismo tahun 1994).

    BalasHapus
  2. Informasihnya bagus sekali. Buat juga informasi organisasi Freemasonry

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.