Hiu Putih Raksasa, Sang Pengganyang yang Ditakuti Manusia



(Sumber)

Jika orang-orang ditanya mengenai hewan apa yang paling menakutkan di laut, maka mungkin jawaban mereka tidak akan jauh-jauh dari ikan hiu, khususnya hiu putih raksasa. Bukan tanpa alasan kenapa hiu putih bisa begitu ditakuti oleh manusia. Melihat penampilannya saja sudah bisa membuat bulu kuduk berdiri karena hiu putih memiliki tubuh yang sangat besar dengan mulut yang penuh dengan gigi tajam. Seolah ingin "melengkapi" predikatnya sebagai mimpi buruk manusia, sudah banyak laporan di masa lalu mengenai serangan hiu putih ke manusia.

Adalah hal yang kurang adil rasanya jika membahas suatu makhluk hanya dari sisi negatifnya saja. Padahal selain reputasinya sebagai hewan laut yang menakutkan, hiu putih raksasa juga memiliki banyak aspek lain yang tidak kalah menariknya. Jadi, dalam artikel kali ini pihak Republik akan mencoba mengulas secara mendalam perihal hewan yang bersangkutan.

Hiu putih raksasa (great white shark; Carcharodon carcharias) merupakan nama yang lumrah digunakan untuk menyebut salah satu spesies hiu terbesar di dunia - sekaligus salah satu yang paling ganas. Nama "hiu putih" pada ikan ini agak menyesatkan karena ikan ini sebenarnya tidak benar-benar berwarna putih. Bagian bawah tubuh dari ikan ini memang berwarna putih, namun bagian atas tubuhnya berwarna kelabu atau cokelat terang.

Alasan kenapa hiu putih raksasa memiliki pola pewarnaan demikian adalah sebagai bagian dari teknik kamuflase agar hiu jadi lebih sulit dilihat oleh musuh sekaligus mangsanya. Jika dilihat dari bawah pada siang hari, bagian perut hiu yang berwarna terang terlihat serupa dengan warna sinar matahari. Sementara jika dilihat dari atas, bagian punggung hiu terlihat sulit dibedakan dengan warna dasar laut. Teknik kamuflase dengan pola pewarnaan demikian dikenal dengan istilah "countershading".

Gigi hiu putih rakasa. (Sumber)

Embel-embel "raksasa" pada nama umum ikan ini jelas diberikan untuk mengilustrasikan ukuran tubuhnya yang besar. Hiu putih raksasa memiliki panjang tubuh maksimum 6,4 m & berat maksimum 3,4 ton. Berkat ukurannya yang besar, hiu ini pun menjadi salah satu predator puncak dalam rantai makanan di perairan tempatnya hidup.

Biarpun besar, hiu putih bukanlah spesies hiu terbesar di dunia. Spesies hiu terbesar di dunia yang sudah diketahui manusia adalah cucut geger lintang / hiu paus (whale shark; Rhincodon typus) yang panjang tubuhnya bisa mencapai 12 m.



PENGHUNI LAUTAN DUNIA

Ditinjau dari segi fisik, hiu putih raksasa memiliki penampilan yang tidak berbeda jauh dari hiu-hiu kebanyakan. Tubuhnya berbentuk panjang & meruncing seperti torpedo. Sirip-siripnya memiliki bentuk segitiga & dilapisi oleh kulit. Di bagian samping lehernya terdapat garis-garis vertikal yang aslinya merupakan celah insang untuk membuang air sisa pernapasan.

Kulit hiu ini dari jauh terlihat licin & tidak bersisik, namun jika diraba akan terasa kasar & tajam. Mulutnya terletak di bawah moncong & dipenuhi oleh beberapa baris gigi tajam yang berbentuk segitiga. Hiu putih raksasa juga memiliki kemampuan untuk menjaga agar suhu tubuhnya selalu lebih tinggi daripada suhu perairan di sekitarnya (homeoterm).

Hiu putih raksasa saat menyerang singa laut. (Sumber)

Hiu putih raksasa bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di perairan sekitar kutub. Kendati bisa ditemukan di seluruh dunia, hiu ini memiliki populasi yang lebih banyak di perairan tropis & bersuhu hangat. Hiu putih raksasa adalah hewan soliter yang mencari makan sendirian di mana hampir semua hewan laut menjadi mangsa dari hiu ini. Entah itu ikan, cumi-cumi, penyu, burung laut, anjing laut, & bahkan lumba-lumba.

Saat berburu, hiu putih raksasa akan mendekati mangsanya dari bawah dengan mengandalkan warna punggungnya yang gelap & menyerupai warna dasar laut. Sesudah itu, hiu putih raksasa secara tiba-tiba akan berenang ke atas untuk menggigit mangsanya hingga tewas.

Hiu putih raksasa memiliki kemampuan untuk mendeteksi lokasi mangsanya dari jauh. Salah satunya berkat indra penciumannya yang tajam & sensitif terhadap bau darah. Bukan hanya itu, hiu putih raksasa juga memiliki organ pori-pori bernama "ampullae Lorenzini" di bagian kulit moncongnya.

Fungsi organ Lorenzini adalah untuk mendeteksi gelombang listrik mangsanya di mana setiap kali mangsanya bergerak, maka mangsanya akan memancarkan gelombang listrik yang bisa dideteksi oleh hiu. Berkat kemampuannya itu pula, hiu putih raksasa sanggup menemukan mangsa di air keruh & mangsa yang sedang berkamuflase.

Moncong hiu dilihat dari dekat. Lubang-lubang kecil tersebut adalah ampullae Lorenzini. (Sumber)

Hiu putih raksasa adalah hewan ovovivipar yang berarti hewan ini bertelur, namun tetap menyimpan telurnya di dalam tubuh hingga menetas. Tidak diketahui secara pasti berapa waktu yang dihabiskan oleh hiu betina saat "mengandung", namun waktunya diperkirakan mencapai lebih dari setahun. Jumlah bayi yang dikeluarkan oleh hiu betina bisa mencapai 10 ekor.

Bayi yang baru keluar dari tubuh induknya memiliki panjang 1,5 m & sudah harus mencari makan sendiri. Hiu putih raksasa jantan mengalami kematangan seksual pada usia 3,5 tahun, sementara betina pada usia 4 tahun. Seekor hiu putih raksasa bisa hidup hingga usia lebih dari 30 tahun.



MEMBURU & DIBURU

Hiu putih raksasa tidak memiliki banyak musuh di alam liar sebagai akibat dari ukurannya yang besar & perilakunya yang agresif. Hiu yang masih kecil rentan dimangsa oleh hiu lain yang berukuran lebih besar, sementara hiu dewasa rentan diserang oleh paus pembunuh / orca yang berburu secara bergerombol.

Hiu putih raksasa merupakan salah satu spesies hiu yang paling berbahaya bagi manusia karena banyaknya laporan mengenai serangan hiu ini ke manusia. Para ahli berteori kalau hiu putih raksasa sebenarnya tidak berniat mencelakakan manusia, tapi hanya penasaran dengan manusia & menunjukkan cara penasarannya dengan cara menggigit. Sementara menurut penjelasan lain, hiu putih raksasa menyerang manusia karena salah membedakan manusia dengan anjing laut.

Walaupun hiu putih raksasa memiliki reputasi menakutkan di mata manusia, fakta menunjukkan kalau manusia membawa ancaman lebih besar kepada hiu ini. Di seluruh dunia, hiu ini diburu oleh manusia secara besar-besaran. Entah untuk diambil sirip, gigi, daging, & minyak hatinya, atau hanya karena hiu ini dianggap sebagai sasaran yang menantang oleh para pecinta olahraga memancing.

Hiu putih raksasa sedang memeriksa sangkar berisi penyelam. (Sumber)

Hiu putih raksasa juga kerap mati akibat terperangkap oleh jala nelayan & jaring pengaman garis pantai. Karena begitu hiu ini terjerat, maka hiu yang bersangkutan akan mati karena tidak bisa bergerak. Padahal hiu harus terus bergerak supaya bisa tetap hidup.

Kombinasi dari aktivitas perburuan manusia & kurangnya kemampuan hiu putih raksasa untuk menghasilkan keturunan dalam jumlah besar membuat populasi hiu putih raksasa mulai terancam. Selama 1 abad terakhir, populasi hiu putih raksasa di sejumlah daerah dilaporkan sudah menurun hingga 90 %!

Untuk mencegah kepunahan hiu putih raksasa, sejumlah negara semisal Afrika Selatan & AS sudah menetapkan hiu putih raksasa sebagai hewan yang dilindungi. Namun upaya untuk melindungi populasi hiu putih raksasa juga terkendala oleh fakta kalau masih banyak manusia yang menganggap hiu putih raksasa adalah hewan pembunuh yang kejam sehingga pantas dibinasakan. Pola pikir yang semoga bisa segera diubah supaya samudera tidak kehilangan salah satu spesiesnya yang begitu melegenda.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Ordo : Lamniformes
Famili : Lamnidae
Genus : Carcharodon
Spesies : Carcharodon carcharias



REFERENSI

ARKive - Great white shark videos, photos and facts
ARKive - Whale shark videos, photos and facts
MarineBio.org - Great White Sharks, Carcharodon carcharias
ReefQuest Centre for Shark Research - Brief Overview of the...
 - . 2008. "Whale Shark". Encyclopaedia Britannica, Chicago.







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.