Gajah Afrika, Hewan Darat Terbesar di Dunia



(Sumber)

Siapa yang tidak kenal dengan gajah? Hewan tersebut sangat mudah dikenali oleh manusia karena ukurannya yang besar, hidung atau belalainya yang panjang, & adanya sepasang gading yang mencuat dari mulutnya. Berdasarkan habitat & karakteristk fisiknya, gajah dibedakan menjadi 2 macam : gajah Afrika & gajah Asia. Nah, artikel kali ini - sesuai judulnya - akan membahas soal gajah Afrika, jenis gajah yang juga terkenal dengan reputasinya sebagai hewan darat terbesar di dunia.

Gajah Afrika atau gajah belukar Afrika (African bush elephant; Loxodonta africana) adalah sejenis gajah yang hanya bisa ditemukan di Benua Afrika, tepatnya di daerah selatan, timur, & barat benua tersebut. Habitat mereka sangat bervariasi, mulai dari gurun pasir, padang rumput, rawa-rawa, hingga hutan lebat. Adapun selain gajah Afrika, spesies gajah lain yang juga diketahui hidup di benua tersebut adalah gajah hutan (forest elephant; Loxodonta cyclotis) yang ukurannya sedikit lebih kecil & kulitnya lebih gelap ketimbang gajah Afrika.

Gajah Afrika memiliki beberapa perbedaan fisik yang penting bila dibandingkan dengan kerabat mereka di benua tetangga, gajah Asia (Asian elephant; Elephas maximus). Dilihat dari ukurannya misalnya, gajah Afrika lebih besar ketimbang gajah Asia. Punggung dari gajah Afrika cenderung datar, sementara punggung gajah Asia agak menonjol di bagian depan. Daun telinga gajah Afrika juga lebih lebar ketimbang daun telinga gajah Asia. Lalu bila ujung belalainya dilihat, gajah Afrika memiliki 2 lubang hidung, sementara gajah Asia hanya 1.


Gajah Afrika sedang memasukkan rumput ke dalam mulutnya. (Sumber)


RAKSASA DARAT YANG PERKASA

Penampilan fisik dari gajah Afrika yang khas & berbeda dari hewan-hewan darat lainnya bukanlah tanpa alasan. Daun telinga gajah yang lebar misalnya, bisa difungsikan sebagai semacam kipas untuk membantu mendinginkan suhu tubuh gajah. Belalai gajah yang aslinya merupakan modifikasi dari hidung & tidak bertulang memiliki fungsi yang kurang lebih serupa dengan fungsi tangan pada manusia. Gading gajah yang berbentuk panjang & aslinya merupakan modifikasi dari gigi serinya sangat berguna untuk membantu merobohkan pohon sehingga gajah bisa meraih makanan di puncak pohon yang tidak terjangkau oleh belalainya.

Sudah disinggung di awal artikel tadi kalau gajah Afrika adalah hewan darat terbesar di dunia. Predikat tersebut sama sekali tidak salah kalau melihat ukuran dari gajah Afrika. Tinggi dari gajah Afrika bisa mencapai 3,7 m, panjangnya mencapai 7,5 m, sementara beratnya bisa mencapai 6 ton! Gajah jantan berukuran sedikit lebih besar ketimbang gajah betina. Ukuran gajah Afrika yang besar pada gilirannya turut memberi andil pada kekuatan fisiknya. Dengan memakai belalainya yang sepanjang 5 m, gajah Afrika sanggup mengangkat beban hingga seberat 250 kg.

Manfaat lain dari ukuran gajah Afrika yang besar & kekuatannya yang perkasa adalah kemampuannya untuk mengubah lingkungan setempat. Saat merobohkan pohon-pohon untuk mendapatkan makanannya & membuka jalan agar bisa dilewati, gajah membuka lahan setempat yang sebelumnya merupakan hutan rimbun menjadi padang rumput yang bisa digunakan oleh hewan-hewan herbivora pemakan rumput. Lalu saat gajah menggali dasar sungai yang kering untuk mendapatkan air, gajah Afrika membantu menyediakan sumber air yang sangat bermanfaat bagi hewan-hewan lain saat musim kering tiba.


Gajah betina bersama anak-anaknya. (Sumber)


SANG PENGEMBARA YANG GEMAR MAKAN BANYAK

Gajah Afrika adalah hewan herbivora yang bisa memakan hampir segala macam bagian tumbuhan, mulai dari buah, daun, batang, hingga akar. Karena ukurannya yang besar, gajah Afrika pun memerlukan makanan dalam jumlah besar. Setiap harinya, seekor gajah Afrika memerlukan makanan sebanyak 100 - 300 kg & air sebanyak hampir 200 liter. Untuk mengunyah makanannya, gajah memiliki 4 gigi geraham yang seiring waktu akan tanggal & digantikan oleh geraham yang baru. Sepanjang hidup gajah, 1 set gigi akan mengalami pergantian maksimal 3 kali. Sesudah itu, bila gajah kembali kehilangan gigi-giginya, maka giginya tidak akan tumbuh lagi & gajah bisa mati kelaparan akibat tidak bisa mengunyah makanannya.

Gajah Afrika memiliki pola hidup berkelompok di mana jumlah anggotanya bisa berkisar antara 200 - 1.000 ekor. Kelompok gajah terbentuk ketika sebuah "kelompok keluarga" yang terdiri dari seekor gajah betina & anak-anaknya bergabung dengan kelompok keluarga lainnya. Tidak ada gajah jantan dewasa dalam kelompok tersebut karena gajah jantan muda akan meninggalkan kelompok keluarganya saat memasuki usia kematangan seksual. Gajah jantan tersebut selanjutnya hidup sendiri atau bergabung dengan gajah-gajah jantan lainnya membentuk kawanan kecil.

Kelompok gajah memiliki pola hidup nomaden yang berarti mereka kerap berpindah-pindah jika persediaan makanan di suatu lokasi tidak mencukupi lagi. Pemimpin dari kelompok gajah adalah gajah betina tertua dalam kelompok yang bertugas mengatur segala macam aktivitas kelompok seperti kapan harus berjalan & mulai beristirahat. Gajah Afrika umumnya melakukan sebagian besar aktivitasnya pada siang hari, namun di daerah-daerah yang dihuni oleh manusia, gajah memiliki kecenderungan untuk lebih aktif pada malam hari.


Seekor singa yang sedang memakan bangkai anak gajah. (Sumber)


TUMBUH & BERKEMBANG BIAK

Gajah Afrika tidak memiliki musim kawin yang spesifik & pada dasarnya bisa melakukan perkawinan kapan saja. Namun intensitas perkembangbiakan gajah Afrika cenderung lebih tinggi pada musim hujan ketimbang musim kering. Saat ada pejantan yang menemukan kelompok gajah, pejantan tersebut akan tinggal bersama kelompok tersebut selama beberapa minggu & mengawini gajah-gajah betina yang ada di dalamnya. Sesudah melakukan perkawinan, betina akan melalui periode kehamilan selama 22 bulan - paling lama dibandingkan mamalia lainnya.

Gajah betina hanya melahirkan seekor bayi sekali melahirkan. Seluruh anggota kelompok kompak dalam merawat bayi gajah. Sebagai contoh, selama periode menyusui bayi gajah yang bisa berlangsung hingga usia 9 tahun, bayi gajah akan disusui oleh induk & gajah-gajah betina lainnya. Ukuran anak gajah yang kecil juga membuat ia rentan diserang oleh hewan-hewan predator seperti singa & hyena. Untuk mengantisipasinya, saat hewan pemangsa mendekat, gajah-gajah dewasa akan berbaris membentuk lingkaran dengan anak-anak gajah di tengah-tengah lingkaran.

Anak gajah mengalami periode kematangan seksual pada usia antara 10 - 12 tahun. Gajah betina akan tetap tinggal dalam kelompok, namun gajah jantan akan meninggalkan kelompok untuk hidup sendiri atau membentuk kelompok kecil yang berisi gajah-gajah jantan. Namun baru pada usia 25 tahun, gajah jantan mulai aktif bersaing dengan gajah jantan lainnya untuk mencari pasangan kawin. Seekor gajah Afrika diketahui bisa hidup hingga usia maksimal 80 tahun. Gajah Afrika tidak pernah berhenti tumbuh seumur hidupnya, namun sesudah memasuki usia kematangan seksual, kecepatan pertumbuhannya melambat.


Tumpukan gading gajah yang sedang dibakar. (Sumber)


HUBUNGAN GAJAH DENGAN MANUSIA

Sebagai akibat dari ukurannya yang besar, gajah Afrika dewasa tidak memiliki musuh alami. Ancaman terbesar dari gajah Afrika - lagi-lagi - datang dari manusia, khususnya para pemburu yang mengincar gading gajah yang berharga mahal. Akibat perburuan besar-besaran yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, populasi gajah Afrika pun menurun tajam. Selain untuk diambil gadingnya, gajah Afrika juga dibunuh karena kerap mememasuki lahan pertanian milik penduduk setempat. Di luar aktivitas perburuan, hancurnya habitat gajah akibat penebangan besar-besaran juga turut andil dalam mengancam keberadaan gajah.

Beberapa upaya sudah dilakukan untuk mencegah gajah Afrika benar-benar punah. Sejak tahun 1990, perdagangan gading gajah sudah dilarang di seluruh dunia. Meskipun demikian, aktivitas perburuan & perdagangan gading gajah secara ilegal masih kerap terjadi. Untuk menanggulanginya, aktivitas patroli & pengawasan secara ketat di kawasan-kawasan liar yang dihuni oleh gajah pun dilakukan. Para ilmuwan & otoritas setempat juga berusaha menjauhkan gajah dari pemukiman manusia untuk mencegah timbulnya konflik antara gajah dengan penduduk setempat, salah satunya dengan memainkan rekaman suara gerombolan lebah untuk menakut-nakuti kawanan gajah.

Hubungan manusia dengan gajah Afrika sendiri tidak selalu berupa hubungan yang buruk satu sama lain. Di negara-negara Afrika yang menjadi habitatnya, gajah Afrika menjadi salah satu magnet bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kehidupan gajah di alam liarnya. Kegiatan wisata tersebut terbukti mendatangkan pemasukan yang tidak sedikit bagi pemerintah & penduduk setempat. Di masa lalu, suku-suku lokal yang mendiami Afrika bagian selatan juga diketahui pernah memakai gajah Afrika sebagai hewan tunggangan di medan perang. Namun dibandingkan gajah Asia, gajah Afrika relatif lebih sulit dijinakkan.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Proboscidea
Famili : Elephantidae
Genus : Loxodonta
Spesies : Loxodonta africana (Blumenbach, 1797)



REFERENSI

Animal Diversity Web - Loxodonta africana : Information
ARkive - African elephant videos, photos, and facts
ARkive - Forest elephant videos, photos, and facts
Wikipedia - African elephant
Wikipedia - African bush elephant
Wikipedia Indonesia - Gajah perang







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



4 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.