FARC, Pasukan Gerilyawan Musuh Abadi Pemerintah Kolombia



Pasukan FARC. (latinamericanstudies.org)

Kolombia. Itulah nama dari negara paling utara di Amerika Selatan. Bila mendengar nama Kolombia, maka orang kerap membayangkan suatu negara yang wilayahnya dipenuhi oleh konflik & geng narkotik. Bayangan tersebut tidak sepenuhnya salah karena dalam sejarahnya, Kolombia memang dilanda konflik bersenjata, bahkan hingga sekarang.

Dalam konflik bersenjata di Kolombia tersebut, salah satu pihak yang cukup dominan selama berlangsungnya konflik adalah FARC. FARC-EP atau lengkapnya Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia - Ejercito del Pueblo (Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia - Tentara Rakyat) adalah kelompok bersenjata berhaluan komunis yang sudah aktif di Kolombia sejak tahun 1964.

FARC dalam perjuangannya memiliki cita-cita mendirikan pemerintahan berhaluan komunis & memperjuangkan nasib para petani miskin di Kolombia. Selain berkonflik dengan pemerintah Kolombia, FARC juga bermusuhan dengan kelompok-kelompok paramiliter setempat yang berhaluan sayap kanan.

FARC terkenal bukan hanya karena mereka terlibat dalam perang sipil di Kolombia selama puluhan tahun, tapi juga karena keterlibatannya dalam aksi-aksi kriminal setempat seperti perdagangan narkotik & penculikan.

FARC juga terkenal karena kelompok ini memiliki koneksi dengan aneka kelompok & rezim sayap kiri di berbagai belahan dunia seperti IRA, Kuba, & Uni Soviet. Tahun 2016, FARC memutuskan untuk berhenti melakukan pemberontakan, namun sisa-sisa anggotanya diketahui masih aktif mengangkat senjata di wilayah pelosok Kolombia selatan hingga sekarang.


Peta Kolombia. (bbc.com)


LATAR BELAKANG & PEMBENTUKAN

Sejak tahun 1920-an, muncul gelombang protes dari para petani lokal Kolombia sebagai akibat dari buruknya kondisi yang mereka terima selama bekerja di ladang milik para tuan tanah. Gelombang protes tersebut lantas direspon pemerintah Kolombia dengan cara membubarkan paksa aksi-aksi protes yang digalang oleh para petani.

Ketika aksi-aksi intimidasi & pembubaran paksa yang dilakukan oleh aparat Kolombia terhadap komunitas petani semakin lama semakin keras, para petani lokal pun mulai membentuk kelompok-kelompok milisi sendiri untuk melindungi komunitas mereka.

Selama melancarkan aksi protes, para petani Kolombia memakai ideologi sayap kiri seperti sosialisme & komunisme sebagai paham perjuangannya. Para simpatisan sayap kiri tersebut lantas mulai menjajal panggung politik Kolombia dengan mendirikan Partai Komunis Kolombia.

Dalam perkembangannya, Partai Komunis Kolombia semakin sering bergesekan dengan partai-partai yang memiliki ideologi berseberangan, khususnya Partai Konservatif. Pada periode yang sama, Partai Komunis Kolombia juga menjalin kontak dengan milisi-milisi petani setempat & Partai Liberal Kolombia yang berhaluan moderat kiri.

Konflik antar partai politik di Kolombia akhirnya memuncak menjadi perang saudara menyusul tewasnya Jorge Eliecer Gaitan - kandidat presiden Kolombia dari Partai Liberal - pada tahun 1948.

Kerusuhan besar pun pecah di Bogota, ibukota Kolombia, antara para simpatisan partai-partai yang bersangkutan sebelum kemudian mulai menjalar ke pelosok Kolombia. Pada periode inilah, milisi-milisi petani lokal yang pro sayap kiri semakin aktif & semakin sering terlibat kontak senjata dengan pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka.

Kerusakan yang timbul akibat konflik "La Violencia". (yourdailyhistorylesson.tumblr.com)

Periode perang sipil di Kolombia tersebut yang juga dikenal dengan sebutan "La Violencia" (Sang Kekerasan) akhirnya reda setelah pada tahun 1958, para anggota Partai Liberal & Konservatif yang berhaluan moderat sepakat untuk membentuk pemerintahan koalisi bersama dengan nama Front Nasional.

Namun, pihak Komunis menolak pembentukan pemerintahan koalisi tersebut & memilih untuk tetap mendukung aktivitas perjuangan bersenjata para milisi petani. Mereka beralasan hak-hak para petani Kolombia masih banyak yang belum terpenuhi.

Memasuki tahun 1964, pemerintah Kolombia - atas tekanan dari Amerika Serikat & perwakilan kubu Konservatif di parlemen - memutuskan untuk menyerang wilayah-wilayah di Kolombia selatan yang selama ini menjadi markas para milisi petani.

Akibat serangan tersebut, kelompok-kelompok milisi petani yang ada di sana tercerai berai, namun tak lama kemudian kembali menyatukan diri & membentuk kelompok "Bloque Sur" (Blok Selatan). Bloque Sur lalu mengganti namanya menjadi FARC & era perjuangan bersenjata milisi-milisi sayap kiri Kolombia pun memasuki babak baru.



AKTIVITAS FARC

Tumbuh dari Pelosok Desa, Berjaya Lewat Ladang Koka

Sejak pembentukannya di tahun 1964, FARC tidak hanya menginginkan peningkatan standar hidup para petani, tapi juga menginginkan pelaksanakan kebijakan-kebijakan berbau sosialis oleh pemerintah Kolombia seperti nasionalisasi perusahaan swasta & pembagian lahan kepada para petani.

Di masa-masa awal sepak terjangnya, FARC banyak melakukan serangan ke fasilitas-fasilitas militer milik Kolombia untuk mendapatkan persenjataan & melakukan penculikan dengan tebusan untuk mendapatkan uang.

Sebagai kelompok pemberontak yang memiliki cita-cita berskala nasional, FARC tidak tumbuh dengan cepat sehingga aktivitas pemberontakannya pun hanya terbatas di kawasan pelosok Kolombia. Lambatnya perkembangan FARC tidak lepas dari konflik-konflik internal di tubuh organisasinya sendiri karena adanya perbedaan pendapat mengenai apakah FARC sebaiknya tetap melanjutkan perjuangan bersenjata atau mulai fokus berjuang di jalur politik.

Logo FARC.

Memasuki dekade 1980-an, peruntungan FARC mulai berubah menyusul maraknya aktivitas penanaman koka (kokain) di Kolombia. FARC sendiri sebenarnya tidak terlibat langsung dalam aktivitas penanaman koka. Kelompok pemberontak tersebut hanya menarik pajak & menawarkan perlindungan kepada pihak-pihak yang menanam koka di wilayah kekuasaan FARC.

Lewat aktivitas simbiosis mutualisme dengan para penanam & pedagang koka inilah, FARC memperoleh sumber pendapatan baru dalam jumlah amat besar sehingga kelompok tersebut mulai mengalami pertumbuhan pesat pada periode ini.

Pertumbuhan pesat yang dialami oleh FARC bisa dilihat dengan bertambahnya jumlah prajurit FARC sehingga kelompok tersebut mulai berani memperluas area operasinya ke kawasan perkotaan Kolombia & melancarkan serangan berskala besar kepada militer Kolombia.

Bukan hanya itu, FARC juga mulai mengirim sebagian anggotanya ke Vietnam & Uni Soviet untuk memperoleh pelatihan militer lebih lanjut. Dampaknya, kelompok tersebut dalam perkembangannya menjadi semakin efektif & semakin berbahaya dalam beroperasi.

Tahun 1984, FARC membentuk partai politik Union Patriotica (Persatuan Para Patriot) dengan harapan bisa memperjuangkan cita-cita FARC lewat jalur politik. Namun dalam perkembangannya, para anggota UP kerap menjadi target pembunuhan oleh kelompok-kelompok paramiliter sayap kanan yang bermusuhan dengan FARC

Akibat aksi-aksi pembunuhan tersebut, jumlah anggota UP yang tewas atau hilang mencapai 4.000 orang. Dampaknya, sejak dekade 90-an aktivitas UP nyaris tidak terlihat lagi & FARC memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada jalur perjuangan bersenjata.


Prajurit wanita FARC. (ntn24.com)


Adu Perkasa antara FARC & Militer Kolombia

Memasuki pertengahan dekade 1990-an, FARC semakin menggila & berhasil mencatat sejumlah kemenangan penting atas pasukan pemerintah Kolombia. Rentetan kemenangan tersebut tidak lepas dari taktik baru FARC yang memakai meriam artileri mortir rumahan sebagai bagian dari persenjataannya.

Tanggal 30 Agustus 1996 contohnya, pasukan FARC berhasil membumihanguskan markas militer pasukan Kolombia di Las Delicias, Putumayo, & menyandera 60 tentara di markas tersebut. 2 tahun kemudian, FARC berhasil menduduki ibukota provinsi Mitu selama 3 hari sebelum kemudian dipukul mundur oleh pasukan Kolombia yang menyerbu dari balik perbatasan Brazil. 

Pada periode yang kurang lebih bersamaan, Kolombia juga dilanda oleh gelombang protes besar-besaran dari kalangan petani koka menyusul munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah Kolombia untuk menekan produksi koka di negara tersebut. Aksi protes tersebut berdampak serius bagi pemerintah Kolombia karena sempat menimbulkan kelumpuhan di sejumlah titik penting di Kolombia selatan.

Melihat begitu besarnya dampak yang ditimbulkan dari gelombang protes tersebut, pemerintah Kolombia pun menuduh FARC berada di balik gelombang protes tersebut walaupun tidak diketahui secara pasti, sampai sejauh mana FARC terlibat.

Memasuki dekade 2000-an, intensitas konflik di Kolombia masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan & FARC juga masih menunjukkan kedigdayaannya. Namun situasinya mulai sedikit berubah setelah Alvaro Uribe naik menjadi Presiden Kolombia sejak tahun 2002.

Tentara Kolombia. (theragblog.blogspot.com)

Saat itu, Uribe menerapkan aneka kebijakan untuk membasmi sepak terjang FARC. Anggaran militer ditambah hingga nyaris 2 kali lipat & persenjataan militer Kolombia diperbarui secara besar-besaran. Pangkalan militer didirikan di setiap provinsi Kolombia. Kontak antara militer Kolombia dengan kelompok-kelompok paramiliter lokal yang bermusuhan dengan FARC juga ditingkatkan.

Perlahan tapi pasti, kebijakan Uribe mulai berbuah manis. Hal tersebut bisa dilihat dengan semakin banyak jumlah anggota FARC yang tertangkap & semakin menurunnya angka kejahatan di seantero Kolombia. Aksi tukar menukar sandera antara FARC dengan pemerintah Kolombia juga semakin sering dilakukan.

Kendati demikian, FARC masih belum kehilangan tajinya sepenuhnya. Bulan November 2009 contohnya, para prajurit FARC melancarkan serangan ke sebuah pos militer Kolombia di daerah barat daya negara tersebut & berhasil menewaskan 9 tentara di dalamnya.

Menurut pernyataan pemerintah Kolombia di tahun 2010, FARC diperkirakan masih memiliki 5.000 personil tersisa di mana mayoritas dari mereka terkonsentrasi di pelosok tenggara Kolombia. Kelompok tersebut juga dipercaya masih memiliki ratusan sandera di tangannya di mana mayoritas dari sandera tersebut berasal dari kalangan sipil.

Tanggal 26 Maret 2008, pemimpin FARC Marulanda Velez tewas akibat serangan jantung & posisinya lalu digantikan oleh Alfonso Cano. Namun, Alfonso Cano tidak bertahan lama sebagai pemimpin FARC setelah operasi militer yang dilancarkan oleh pasukan Kolombia di bulan November 2011 sukses menewaskan dirinya.

Sempat muncul dugaan bahwa FARC akan menyerah seusai tewasnya Cano. Namun faktanya, FARC menolak untuk menyerah & mengumumkan Timoleon Jimenez (Timochenko) sebagai pemimpin baru mereka sepeninggal Cano. Konflik antara FARC dengan militer Kolombia pun terus berlanjut.


Timoleon Jimenez. (infobae.com)


Berakhirnya Perjuangan Bersenjata FARC

Bulan Juni 2016, FARC & pemerintah Kolombia menandatangani kesepakatan damai. Lewat perjanjian damai tersebut, FARC berhenti melanjutkan perlawanan bersenjata. Sebagai gantinya, para anggota FARC akan menerima pengampunan hukum atau keringanan hukuman. FARC juga bakal berubah menjadi partai politik legal & mendapat jatah kursi otomatis di parlemen.

Referendum kemudian digelar pada tanggal 2 Oktober 2016 untuk melihat apakah rakyat Kolombia menyetujui kesepakatan damai ini. Berdasarkan hasil referendum, ternyata sebanyak lebih dari 50 persen rakyat Kolombia menolak menyetujui perjanjian damai tersebut. Salah satu alasannya adalah karena kesepakatan damai ini memberikan keringanan hukum terlalu besar kepada para anggota FARC yang sudah melakukan aksi-aksi pembunuhan & penculikan.

Sebagai tanggapan atas gagalnya perjanjian damai di referendum, presiden Kolombia kemudian merevisi isi perjanjian damai tersebut. Salah satu poin terpenting dalam perjanjian damai hasil revisi ini adalah FARC bersedia membiarkan aset-asetnya disita supaya bisa digunakan sebagai biaya ganti rugi kepada mereka yang anggota keluarganya menjadi korban pembunuhan FARC.

FARC menyetujui perjanjian damai hasil revisi tersebut & menandatanganinya pada bulan November 2016. Perjanjian damai baru tersebut kemudian diajukan ke parlemen untuk disahkan. Beberapa bulan kemudian atau tepatnya pada bulan Juni 2017, PBB menyatakan kalau seluruh stok persenjataan FARC sudah dihancurkan. Dengan demikian, berakhirlah masa perjuangan bersenjata FARC yang sudah berlangsung selama setengah abad.

Tidak semua anggota FARC bersedia menerima kesepakatan damai. Sejumlah anggota FARC beramai-ramai membelot supaya tetap bisa melanjutkan pemberontakan. Berdasarkan data tahun 2019, diperkirakan ada sekitar 3.000 sisa-sisa anggota FARC yang masih aktif mengangkat senjata. Supaya bisa mendapatkan pemasukan untuk melanjutkan pemberontakan, mereka sekarang menguasai jalur perdagangan narkoba di perbatasan Kolombia & Venezuela.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia - Ejercito del Pueblo
Tahun aktif : 1964 - sekarang (sebagai partai politik legal sejak 2017)
Area operasi : Kolombia
Ideologi : komunisme

* Artikel ini terakhir diperbarui pada bulan Desember 2020.



REFERENSI

Al Jazeera. 2016. "Colombia signs revised peace deal with FARC rebels".
(www.aljazeera.com/news/2016/11/24/colombia-signs-revised-peace-deal-with-farc-rebels)

Al Jazeera. 2017. "UN: Colombia FARC rebels complete disarmament".
(www.aljazeera.com/news/2017/6/26/un-colombia-farc-rebels-complete-disarmament)

Dunnell, T.. 2009. "Origins of FARC in Colombian Guerrilla History".
(suite101.com/article/origins-of-farc-in-colombian-guerrilla-history-a151619)

InSight Crime. 2019. "Ex-FARC Mafia".
(insightcrime.org/colombia-organized-crime-news/ex-farc-mafia/)

Mitchell, C.. 2017. "Colombia: Fragile peace a year after FARC referendum".
(www.aljazeera.com/features/2017/10/2/colombia-fragile-peace-a-year-after-farc-referendum)

Ramsey, G.. 2012. "FARC Release Hostages, Though Hundreds of Civilians Remain Kidnapped".
(insightcrime.org/insight-latest-news/item/2438-farc-release-hostages-though-hundreds-of-civilians-remain-kidnapped)

S. Brodzinsky & J. Watts. 2016. "Colombia and Farc rebels sign historic ceasefire deal to end 50-year conflict".
(www.theguardian.com/world/2016/jun/23/colombia-farc-rebel-ceasefire-agreement-havana)

Vargas, R.. 1999. "The Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC) and the Illicit Drug Trade".
(www.tni.org/briefing/revolutionary-armed-forces-colombia-farc-and-illicit-drug-trade)

Wikipedia. "Alvaro Uribe".
(en.wikipedia.org/wiki/%C3%81lvaro_Uribe)

Wikipedia. "Revolutionary Armed Forces of Colombia".
(en.wikipedia.org/wiki/FARC)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



9 komentar:

  1. Bicara soal Kolombia, bagaimana kalau republik tawon juga membahas tentang Republik Kolombia Raya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksud anda Gran Colombia? Oke, saya tampung dulu usulan anda.

      Hapus
    2. terima kasih

      Hapus
  2. Terima Kasih, infonya sangat membantu saya.

    BalasHapus
  3. Maaf gan, ijin copas artikel.Tapi kok ngga bisa di copy ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anda ingin menyimpan / mengcopy artikelnya, anda bisa klik tulisan "Cetak / Simpan PDF" di bagian kanan halaman. Nanti filenya bisa anda bukan pakai aplikasi pembaca PDF.

      Hapus
  4. Makasih..... sangat membantu

    BalasHapus
  5. Min, boleh update lagi ndak min artikelnya atau dibuat artikel baru? Soalnya FARC udah berdamai sama pemerintah Kolombia dan berubah jadi Partai Politik, meskipun ada beberapa kubu FARC yang masih ngeyel dan tetap berjuang di jalur bersenjata. Mungkin boleh req juga artikel tentang FARC dan ELN min, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya update. Maaf baru bisa saya update sekarang artikelnya

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.