Sinopsis Game "Warcraft III : Frozen Throne"



Illidan ketika memanggil ras Naga.

PROLOG

Tidak lama sesudah Archimonde tewas usai gagal mengklaim kekuatan dari Pohon Dunia, pasukan Burning Legion yang masih ada pun kini tercerai-berai. Di tempat lain, Illidan yang sudah diusir dari Kalimdor karena dituduh berkhianat & mengkonsumsi kekuatan iblis kini merenung sendirian di tepi samudera.

Di tengah-tengah renungannya, ia memanggil ras yang sebelumnya merupakan bagian dari ras peri (Elf), namun sekarang memiliki wujud seperti reptil & hidup bersembunyi di dasar samudera karena nafsu mereka yang begitu besar akan sihir : ras Naga. Di bawah perintah Illidan, para naga pun bersiap menjalankan sebuah rencana besar yang misterius...



FROZEN THRONE

Bangkitnya para Naga Samudera

Di tempat lain di tengah hutan, Maiev Shadowsong - seorang prajurit Night Elf penjaga penjara (warden) - sedang bergerak bersama pasukannya menembus hutan untuk mencari Illidan & mengembalikannya ke penjara. Maiev akhirnya menemukan Illidan bersama serombongan Naga, namun Illidan berhasil melarikan diri dengan berlayar ke tengah lautan.

Usai mengalahkan serombongan kecil Naga yang mengawal Illidan, Maiev & pasukannya pun kemudian menaiki kapal lain untuk berlayar ke tengah lautan mengejar Illidan. Rombongan Maiev akhirnya berlabuh di suatu pulang asing di tengah laut yang tak pernah tercatat dalam peta. Di tengah rasa kebingungannya, Maiev & pasukannya berhasil menemukan Illidan yang ternyata sedang mencari artefak terlarang Mata Sargeras (Eye of Sargeras) di pulau tersebut.

Maiev berusaha menghentikan Illidan, namun Illidan terlalu kuat sehingga Maiev terpaksa melarikan diri sebelum kuil di pulau tersebut akhirnya tenggelam. Merasa tidak bisa mengalahkan Illidan sendirian, Maiev pun kemudian meminta bantuan Malfurion & Tyrande, 2 pemimpin pasukan Night Elf saat menghentikan pasukan Burning Legion.

Para prajurit Naga.

Maiev & Tyrande - di tengah rasa benci mereka satu sama lain karena Maiev tidak menyukai tindakan Tyrande melepaskan Illidan dari penjara - selanjutnya menelusuri jejak Illidan bersama-sama. Di perjalanan, mereka bertemu kelompok Blood Elf - ras peri dengan cara hidup mirip manusia - yang dipimpin oleh Pangeran Kael'thas & sedang mengungsi dari pemukiman mereka.

Pasukan Maiev & Tyrande kemudian setuju untuk membantu rombongan tersebut mengungsi sambil melindungi mereka dari ancaman sisa-sisa pasukan Burning Legion (Undead). Ketika semakin banyak pasukan Burning Legion yang bermunculan & mengancam mereka, Tyrande akhirnya mengorbankan diri dengan cara memanggil hujan meteor (Starfall) di atas jembatan sehingga Tyrande jatuh terseret arus sungai & pasukan Burning Legion tidak bisa mengejar rombongan High Elf lebih jauh.

Maiev beserta rombongan Hign Elf kemudian menemui rombongan Malfurion yang berhasil mengetahui bahwa Illidan & pasukan Naganya berencana memanfaatkan Mata Sargeras untuk melelehkan daerah kutub utara (Northrend). Di lain pihak, Maiev berkata pada Malfurion bahwa Tyrande sudah meninggal terseret arus sungai - meskipun saat itu belum diketahui apakah Tyrande sudah tewas atau belum - sambil mengatakan menangkap Illidan adalah cara untuk membalaskan kematian Tyrande.

Mendengar kabar itu, Malfurion yang terbakar emosi kemudian memerintahkan serangan besar-besaran untuk menggagalkan proses ritual pengaktifan Mata Sargeras yang dilakukan Illidan. Illidan yang kini menjadi tawanan Malfurion mengatakan bahwa ia ingin melelehkan kutub utara untuk menghentikan Lich King yang juga merupakan musuh Night Elf, namun Malfurion menolak pembelaan Illidan sambil mengatakan ia menyebabkan kematian Tyrande secara tak langsung.

Di tengah perdebatan mereka, Kael'thas mengabarkan bahwa pasukannya melihat Tyrande masih hidup. Merasa dibohongi oleh Maiev, Malfurion kemudian mengusir Maiev & membebaskan Illidan. Pasukan naga Illidan & pasukan Night Elf milik malfurion kemudian bekerja sama untuk menyelamatkan Tyrande yang saat itu berada dalam ancaman pasukan Undead. Setelah berhasil menyelamatkan Tyrande, Illidan lalu pergi meninggalkan Malfurion & Tyrande ke dimensi lain. Tak lama sesudah Illidan pergi, Maiev & pasukannya muncul kembali untuk mengejar Illidan & menjebloskannya kembali ke penjara.


Maiev Shadowsong.


Perebutan Kekuasaan di Dunia Neraka

Kael'thas yang berhasil mengungsi dengan bantuan Night Elf kini sudah tiba di pemukiman manusia (Human) yang dipimpin oleh Garithos, seorang ksatria manusia yang memiliki sifat rasis & tidak menyukai ras selain manusia. Kael'thas lalu diperintahkan Garithos untuk melindungi wilayah Dalaran dari serbuan pasukan Undead dengan pasukan seadanya.

Ketika merasa terdesak, pasukan Naga pimpinan Putri vashj kemudian muncul & membantu pasukan Blood Elf pimpinan Kael'thas. Tak lama setelah berhasil memukul balik pasukan Undead tersebut, pasukan Garithos muncul & ketika ia melihat pasukan Kael'thas bekerja sama dengan naga, ia pun menjebloskan Kael'thas & kelompok High Elf pengikutnya ke penjara dengan tuduhan mengkhianati kelompok manusia.

Di penjara, Putri Vashj & pasukannya muncul kembali untuk membebaskan Kael'thas & pasukannya. Ia pun kemudian membawa Kael'thas beserta pasukannya ke Outland, sebuah wilayah di dimensi lain yang miliki suasana gersang seperti neraka. Ketika Putri Vashj akan memperkenalkan rombongan Kael'thas ke tuan mereka Illidan, mereka justru menemukan pemukiman Night Elf milik Maiev & Illidan sedang dikurung dalam sebuah kereta. Pasukan Naga & Blood Elf kemudian menyandera kereta yang membawa Illidan dari kawalan pasukan Night Elf.

Illidan yang baru bebas kemudian bercerita mengenai penyebab ia berada di Outland sebelum ditangkap oleh rombongan Night Elf pimpinan Maiev. Tak lama setelah dibebaskan Tyrande & diusir Malfurion, Illidan membuat perjanjian dengan salah satu iblis pemimpin Burning Legion bernama Kil'jaeden. Kil'jaeden memerintahkan Illidan untuk menghancurkan Lich King di kutub utara untuk mencegahnya membelot dari Burning Legion. Sebagai gantinya, Illidan akan mendapatkan kekuatan untuk memuaskan rasa hausnya dari sihir.

Rencana Illidan tersebut gagal karena saat menjalankan ritual memakai Mata Sargeras, pasukan Night Elf muncul & menggagalkan rencananya sehingga setelah ia berhasil menyelamatkan Tyrande, ia pun melarikan diri ke wilayah Outland yang terpencil dengan harapan terhindar dari kemarahan Kil'jaeden karena Illidan gagal melaksanakan perintahnya.

Kael'thas (kiri), Putri Vashj, & Illidan saat berada di Outland

Untuk menguasai wilayah Outland & mencegah Kil'jaeden menemukan dirinya, Illidan & para pengikutnya pun kemudian merancang siasat untuk menghancurkan markas dari Magtheridon - iblis raksasa penguasa Outland - beserta portal-portal antar dimensi yang menghubungkan Outland dengan dunia luar. Rencana tersebut berhasil & Illidan pun menjadi penguasa tunggal Outland, namun ternyata Kil'jaeden tetap berhasil menemukan Illidan.

Illidan terpaksa memohon ampun & meminta satu kesempatan lagi untuk menghancurkan Lich King. Kil'jaeden yang melihat para pengikut baru Illidan - termasuk pasukan milik Kael'thas - menerima permohonan Illidan sambil memberi ancaman bila Illidan gagal lagi. Tak lama setelah Kil'jaeden pergi, Illidan mengumpulkan para pengikutnya untuk bersiap meninggalkan Outland & menuju tempat Lich King.


Perang Saudara di Kubu Undead

Di wilayah Lordaeron yang kini dikuasai oleh pengaruh Undead, Arthas yang sudah mengetahui kabar kematian Archimonde mengklaim dirinya sebagai raja yang baru. Tindakan Arthas itu menimbulkan rasa tidak suka dari trio iblis Dreadlord yang masih loyal terhadap Burning Legion (Balnazzar, Detheroc, & Varimathras) karena mereka tidak suka bila yang berkuasa atas mereka adalah anak manusia.

Maka, ketiga iblis Dreadlord itupun merencanakan upaya pembunuhan. Sebagai permulaan, mereka menghubungi Sylvanas Windrunner - jenderal High Elf yang dikutuk menjadi Undead oleh Arthas - agar mau bekerja sama dengan mereka. Usai melakukan kesepakatan dengan Sylvanas, trio Dreadlord tersebut memanggil Arthas untuk menemui mereka.

Tanpa curiga Arthas yang ditemani Kel'thuzad datang memenuhi undangan mereka, namun sesampainya di sana Arthas langsung disekap dalam suatu bangunan sebelum akhirnya berhasil keluar dengan dibantu oleh pasukan Undead yang loyal terhadap Lich King. Namun usai berhasil keluar dari bangunan tempatnya disekap, Arthas dicegat oleh Sylvanas yang memanahnya dengan panah pelumpuh saraf sehingga Arthas tidak bisa melarikan diri.

Suasana dalam perang saudara Undead.

Tepat sebelum Sylvanas mulai menyiksa & membunuh Arthas, Kel'thuzad mendadak muncul kembali sehingga Sylvanas terpaksa melarikan diri. Kel'thuzad lalu meminta Arthas untuk segera pergi ke Northrend (kutub utara) untuk membantu Lich King yang kekuatannya melemah usai ritual pelelehan es yang dilakukan Illidan. Arthas beserta pasukan pengawalnya pun berlayar pergi, sementara Kel'thuzad tetap tinggal bersama pasukan Undead di Lordaeron yang masih tersisa.

Varimarthas - salah satu dari trio Dreadlord yang mengajak Sylvanas bekerja sama - muncul kembali ke hadapan Sylvanas & mengajaknya agar bergabung dengan mereka, namun Sylvanas menolak permintaannya sambil mengatakan bahwa ia tidak ingin dikendalikan siapapun. Merasa tersinggung, Varimarthas pun memerintahkan pasukannya untuk menghabisi Sylvanas beserta para pengikutnya.

Serangan yang dilakukannya gagal, bahkan ia kemudian menjadi tawanan dari Sylvanas. Agar tidak dibunuh oleh Sylvanas, Varimarthas pun memohon ampun sambil menyatakan bahwa ia akan membantu Sylvanas mengalahkan 2 Dreadlord lainnya. Permohonan dari Varimarthas tersebut disetujui Silvanas & keduanya pun kini bekerja sama untuk bertempur melawan 2 Dreadlord yang lain.

Menjelang penyerbuan ke markas Dreadlord yang terakhir, Sylvanas mengajak Garithos - jenderal manusia yang sempat berkonflik dengan Kael'thas, penyihir Blood Elf - untuk menyerang markas terakhir Dreadlord tersebut bersama-sama. Serangan tersebut berhasil, namun di akhir pertempuran Sylvanas mengkhianati Garithos & membunuhnya. Usai kemenangan yang diraihnya, Sylvanas pun memdeklarasikan berdirinya komunitas Undead baru di bawah pimpinannya : Sang Terabaikan (The Forsaken).


Garithos (ketiga dari kiri) saat sedang berkumpul di markas bersama pasukannya.


Perang Penentuan Nasib Lich King

Ketika Arthas tiba di Northrend, ia & pasukannya disambut oleh sesosok Undead berwujud kumbang raksasa bernama Anub'arak. Ia berkata bahwa ia dikirim oleh Lich King untuk membantu misi Arthas di Northrend. Setelah berhasil menghancurkan pemukiman milik rombongan High Elf yang bermukim di sana & sekumpulan naga-naga kutub raksasa, pasukan Undead yang dipimpin oleh Arthas & Anub'arak memutuskan untuk bergerak lewat kompleks bawah tanah yang sebelumnya merupakan tempat tinggal dari ras Nerubian - ras misterius dengan wujud manusia mirip laba-laba - untuk mempersingkat waktu ke tempat bersemayamnya Lich King.

Setibanya di dekat menara tempat roh Lich King bersemayam, Arthas & pasukannya menemukan bahwa Illidan & para pengikutnya berada di dekat sana untuk melaksanakan perintah dari Kil'jaeden : membinasakan Lich King. Roh Lich King sendiri tersimpan dalam suatu jubah yang tersimpan di dalam suatu menara. Pintu masuk menuju menara tersebut hanya bisa dibuka bila ada yang berhasil menguasai keempat obelisk (semacam tiang raksasa) ajaib yang berada di sekitar menara tersebut.

Maka, baik Arthas maupun Illidan mulai mempersiapkan pasukannya untuk menguasai obelisk-obelisk tersebut demi keberhasilan misi mereka masing-masing. Perang antara pasukan milik Arthas dengan pasukan Illidan pun pecah. Masing-masing kubu saling serang & saling bergantian menguasai obelisk-oblelisk di sekitar menara. Meskipun pasukan Arthas sempat terdesak oleh pasukan gabungan Naga & Blood Elf milik Illidan, Arthas akhirnya berhasil menguasai seluruh obelisk yang ada di sekitar menara sehingga pintu masuk menuju menara pun kini terbuka.

Tepat sebelum Arthas masuk ke dalam menara, ia & Illidan sempat terlibat duel sengit yang berhasil dimenangkan oleh Arthas. Saat Arthas berjalan menaiki tangga ke atas menara, suara-suara yang merupakan ingatan dari masa lalunya mengenai bagaimana ia mengkhianati teman-teman lamanya sendiri untuk kemudian menjadi bagian dari kelompok Undead terus-menerus terngiang dalam dirinya.

Ketika tiba di puncak menara, ia melihat jubah logam yang menjadi tempat bersemayamnya Lich King & jubah tersebut sedang tersegel dalam suatu bongkahan es raksasa. Arthas pun menghancurkan bongkahan es tersebut & kemudian memakai jubah logam tersebut. Sejak saat itu, Arthas & Lich King pun kini menyatu untuk menjelma menjadi menjadi salah satu sosok paling ditakuti di seluruh penjuru dunia...


Arthas yang kini sudah menyatu dengan arwah Lich King


Perang Baru Antara Manusia Melawan Orc

Bagian ini diambil dari bonus campaign yang berjudul "The Founding of Durotar". Alur cerita dari bagian ini masih seputar suasana yang terjadi dalam Frozen Throne, namun tidak memiliki kaitan langsung dengan campaign Frozen Throne yang lain.

Rexxar adalah seorang Orc dengan darah Ogre di tubuhnya yang sangat ahli dalam bertarung & menjinakkan monster (beastmaster). Sekarang ia tinggal di hutan dengan hanya ditemani beruangnya yang setia, Misa. Suatu hari, ia berpapasan dengan seorang prajurit dari suku Orc yang dikeroyok oleh monster-monster hutan.

Rexxar berhasil membantu prajurit Orc tersebut mengusir monster-monster hutan yang menyerangnya, namun prajurit Orc tersebut sudah terluka parah lebih dulu. Sebelum meninggal akibat luka-lukanya, prajurit Orc tersebut meminta Rexxar mengantarkan pesan ke Durotar, pemukiman baru Orc yang dipimpin oleh Thrall. Rexxar menyanggupi permintaan tersebut & ia pun kini pergi ke Durotar bersama dengan Misa.

Di Durotar, Thrall menerima pesan dari Rexxar & meminta Rexxar untuk berjalan-jalan menjelajah Durotar terlebih dahulu sambil membantu para penduduk yang mungkin membutuhkan bantuannya. Selama berkeliling di sekitar Durotar, ia melakukan aneka tugas yang diberikan oleh orang-orang yang ditemuinya.

Semuanya berjalan baik-baik saja hingga ia menemukan sejumlah keanehan seperti adanya pasukan-pasukan manusia di dekat Durotar, sementara Orc saat itu tidak sedang berperang dengan manusia (Human). Setelah melakukan aneka penyelidikan, ia pun akhirnya menemukan bahwa ras manusia sedang merencakan penyerbuan ke Durotar.

Mendengar informasi yang diberikan Rexxar, Thrall pun meminta Rexxar untuk mengumpulkan kelompok-kelompok yang menjadi sekutu lama Orc, yaitu kelompok Tauren (manusia berkepala banteng) & Ogre (manusia raksasa). Rexxar akhirnya berhasil meminta mereka bergabung dengan pasukan Orc.

Rexxar (kiri) & beruang peliharaannya, Misha

Tepat ketika mereka tiba di Durotar, pasukan manusia ternyata sudah membangun markas di dekat Durotar untuk menginvasi Durotar. Pertempuran yang sengit pun tak terhindarkan. Pasukan manusia yang dipimpin oleh Admiral Proudmoore sangatlah tangguh, namun Rexxar yang dibantu oleh pasukan koalisi Orc pada akhirnya berhasil menghancurkan markas kaum manusia tersebut & memaksa mereka pergi.

Meskipun berhasil mengalahkan kelompok manusia, Thrall merasa bahwa kaum manusia bisa kembali menyerang lagi sewaktu-waktu sehingga Thrall pun memutuskan untuk menyerbu Theramore, kerajaan manusia yang dipimpin Admiral Proudmoore demi membunuh sang admiral & mengakhiri permusuhan antara manusia dengan Orc.

Basis pertahanan milik kaum manusia di Theramore sangatlah kokoh, namun melalui upaya penyerangan tiada henti, pasukan Orc akhirnya berhasil menerobos Theramore & menyerbu masuk ke kastil tempat Admiral Proudmoore berada. Admiral Proudmoore sempat memberikan perlawanan terakhir, namun Rexxar dengan dibantu oleh pasukan koalisi Orc yang lain akhirnya berhasil menghabisi sang Admiral.

Thrall berterima kasih atas bantuan Rexxar usai kemenangan tersebut & memintanya untuk menjadi bagian dari Orc, namun Rexxar menolak sambil berkata bahwa ia lebih nyaman hidup bebas sebagai pengembara di hutan. Di tempat lain, penyihir Jaina Proudmoore yang sempat bersekutu dengan Thrall saat menghentikan invasi Burning Legion & tidak menyetujui tindakan ayahnya untuk menyerang pemukiman Orc hanya bisa menyesali kekerasan hati & kematian ayahnya, Admiral Proudmoore. Ia pun menggantikan ayahnya untuk memimpin kerajaan manusia di Theramore & hidup berdampingan secara damai dengan kaum Orc.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



DAFTAR SINOPSIS GAME WARCRAFT III

- Warcraft III : Reign of Chaos
- Warcraft III : Frozen Throne (artikel ini)


REFERENSI

GameFaqs.com - Warcraft III: The Frozen Throne (PC) Plot Guide
Wikipedia - Frozen Throne
(Video Game) 2003. "Warcraft III : Frozen Throne". Blizzard Entertainment, AS.

 




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



10 komentar:

  1. Serial Warcraft satu2nya yang belum saya tamatkan cuman WoW, karena saya ga suka main online dan gak tertarik. :D :D

    Ceritain juga jalan cerita WoW dong. :)

    BalasHapus
  2. Hmm, kalau WoW jujur aja saya kurang menguasai jalan ceritanya karena saya juga belum pernah main gamenya. Tapi kalau ada waktu, saya usahakan deh

    BalasHapus
  3. ...mantab ne!!..up date cerita episode lanjutannya ane tunggu. Yg wrath of the lich king n fall of the lich king...

    BalasHapus
  4. bos bisa tanya link download dari sambungan bonus mode di frozen throne gag ya?
    sulit carinya bos,,,

    BalasHapus
  5. @anonim

    Kalau mau lanjut campaign bonusnya, anda harus download & install dulu patch 1.13 Frozen Throne. Kalau soal link, cari di google banyak kok yang nyediain

    BalasHapus
  6. ane punya lanjutannya gan masuk ke blog ane aja
    raharjagamers.blogspot.com
    100% jujur

    BalasHapus
  7. Buat juga donk cerita costum campaing nya,plzzz....

    BalasHapus
  8. Mantap, tapi kurang lengkap gan soalnya gak di ceritain si rokhan sama si tauren cheiftain nya

    BalasHapus
  9. min,gimana nasib si arthas? di DOTA 2 arthas ada nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga tau bang, yang jelas arthas akan dikalahkan oleh seseorang manusia dan mengakhiri arthas menjadi raja

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.